Selasa, 08 Juni 2010

makalah riset akuntansi

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya suatu usaha adalah sama yaitu untuk memperoleh laba seoptimal mungkin dari usaha yang dijalankannya agar dapat dikembangkan dan dipertahankan kelangsungan hidup usaha tersebut.
Kebutuhan manusia akan informasi pada era globalisasi sangat dominan atau sangat diperlukan, melakukan ataupun mengenbangkan kegiatan yang dilakukan sehari-hari, oleh karena itu dibutuhkan suatu informasi yang memiliki nilai dan kualitas yangn dapat menunjang segala aktivitas tersebut.
Berbagai macam sumber informasi yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi diantaranya adalah media cetak dan elektronik. Untuk elektronik khususnya dunia telekomunikasi yang dapat menerima informasi dari teman, keluarga maupun dari seluruh dunia.
Telekomunikasi adalah salah satu contoh usaha yang banyak didirikan khususnya dilingkungan kampus, terminal, stasiun dan mall – mall. Didalam keadaan perekonomian sekarang ini, ada juga cabang – cabang wartel yang dibuka oleh pemiliknya. Alasannya mereka membuka cabang wartel baru yaitu untuk memperluas usaha, meningkatkan keuangan, unutk menggunakan uang simpanan sebagai modal, serta membantu pemakai wartel dalam berkomunikasi dan mendapatkan informasi yang cepat.
Dalam membuka cabang baru ini diperlukan modal yang cukup besar. Pemilik dapat memakai modal sendiri, meminjam dari bank atau bisa juga pemilik mencari investor untuk menanamkan modalnya. Investasi ini bisa saja dapat dikembalikan kepada pemiliknya dengan syarat yang telah disepakati oleh kedua pihak dengan membagi keuntungan antara pemilik usaha dan investor atau bisa disebut juga sistem bagi hasil.

Sebelum menanamkan modalnya biasanya para investor mencari tahu apakah usaha yang mereka biayai dapat mengahasilkan keuntungan atau tidak, dengan melakukan usaha uji kelayakan investasi. Dalam melakukan uji kelayakan investasi ini, perlu melihat dari beberapa aspek, seperti aspek pemasaran,aspek hukum, keuangan dan teknik. Salah satu cara yang digunakan untuk melihat suatu usaha dalam aspek keuangan adalah bagaimana keadaan aliran kas (cashflow), NPV, PP, IRR, dan PI. Berdasarkan masalah diatas maka penulis ingin mengambil judul “Analisa Investasi Usaha Pada Proyek Wartel Rania.”

1.2 Perumusan masalah
Sesuai dengan judul yang penulis ambil, maka perumusan masalah dalam penulisan ini adalah seberapa besar manfaat studi kelayakan usaha pada investasi wartel.

1.3 Batasan Masalah
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis membatasi ruang lingkup masalah yaitu “Analisa Investasi Usaha Pada Proyek Wartel Rania”, menggunakan empat metode analisa keuangan ( Payback Period, NPV, IRR, dan PI ) data yang digunakan adalah aliran kas tahun 2006-2007.

1.4 Tujuan penelitian
Didalam melakukan penelitian ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut, yaitu :
1. Mengetahui usulan investasi uasah pada Wartel Rania apakah diterima atau ditolak.
2. Mengetahui besarnya Payback Period, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitabilitas Indeks (PI).




1.5 Manfaat penelitian
Manfaat dengan diadakannya penelitian ilmiah ini :
1. Menunjang dalam proses belajar studi kelayakan proyek bagi mahasiswa.
2. sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi untuk pengembangan usaha bagi badan usaha tersebut.
3. sebagai bahan acuan bagi seseorang atau badan usaha lain dalam berinvestasi untuk memdirikan maupun mengembangkan usahanya.
4. sebagai contoh penelitian untuk membantu mahasiswa yang ingin melakukan suatu penelitian yang sejenis.

1.6 Metode Penelitian
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis menganalisis data dan melakukan penelitian dgn metode penelitian dibawah ini:

1.6.1 Objek Penelitian
Objek penulisan adalah pengembangan usaha yang akan dilakukan pada “Wartel Rania” yang beralamat di Jl. Raden Saleh II Jakarta Pusat.

1.6.2 Data atau Variabel yang digunakan
Data yang digunakan penulis dalam penulisan ilmiah ini adalah :
1. Data Primer
Penulis melakukan studi lapangan dan wawancara langsung kepada pemilik dan karyawan Wartel Rania.
2. Data Sekunder
Laporan aliran kas 2006.





1.6.3 Metode Pengumpulan Data
a) Studi lapangan ( Field Research )
Suatu metode penelititan yang dilakukan dengan cara mendatangi langsung objek penelitian. Dalam hal ini penulis wawancara langsung dengan pegawai dan pemilik wartel Rania.

b) Studi Pustaka ( Library Research )
Dalam hal ini penulis mengumpulkan data yang telah terkumpul dengan referensi buku yang mengacu pada bidang yang berkaitan dengan studi kelayakan usaha.

1.6.4 Alat analisis yang digunakan
Metode yang digunakan oleh penulis bersifat kuantitatif yang dapat dilakukan dengan cara perhitungan yang terdiri dari :
a) Metode NPV ( Net Present Value )
b) Metode Payback Period ( PP )
c) IRR ( Internal Rate Of Return )
d) PI ( Profitabilitas Indeks )


















BAB II
LANDASAN TEORI


2.1 KERANGKA TEORI
2.1.1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN
Studi Kelayakan Bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak suatu usaha tersebut dijalankan.
Menurut Kasmir Studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis yang biasanya merupakan proyek investasi itu dilaksanakan. ( 2003 : 7 ).
Sedangkan menurut Suad Husnan dan Suwarsono,1999:4 Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil.
Objek yang diteliti dapat berbentuk proyek besar maupun proyek yang sederhana. Pengertian keberhasilan ini dapat diartikan berbeda-beda.
Pihak swasta : lebih berminat mengenai manfaat ekonomis suatu investasi.
Pihak pemerintahaan atau lembaga non profit : menguntungkan dalam arti yang lebih relatif seperti :
a. Manfaat bagi masyarakat luas dalam penyerapan tenaga kerja.
b. Pemanfaatan sumber daya tertentu.
c. Penghematan devisa serta penambahan devisa.
Pada umumnya suatu studi kelayakan proyek menyangkut 3 aspek yaitu :
1. Manfaat ekonomis proyek tersebut lagi proyek itu sendiri (manfaat financial) dengan maksud apakah proyek tersebut menguntungkan apabila dibandingkan dengan resiko proyek tersebut.
2. Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi Negara tempat proyek itu dilaksanakan (manfaat ekonomi nasional).
3. Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat sekitar proyek tersebut.
2.1.2 Tujuan Dilakukan Studi Kelayakan
Adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan dan menghindari resiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar.
Paling tidak ada lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan yaitu:
1) Menghindari resiko kerugian
2) Memudahkan perencanaan
3) Memedahkan pelaksanaan pekerjaan
4) Memudahkan pengawasan
5) Memudahkan pengendalian

2.1.3 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Studi Kelayakan Proyek
a. Ruang lingkup kegiatan proyek, jenis usaha dan tahapan-tahapannya.
b. Cara kegiatan proyek dilakukan baik perorangan maupun organisasi.
c. Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya suatu proyek, identifikasi factor-faktor kunci keberhasilan serta teknik-tekniknya.
d. Sarana yang diperlukan oleh proyek dan fasilitas pendukung proyek seperti transportasi, jalan raya dll.
e. Hasil kegiatan proyek serta biaya-biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh hasil tersebut.
f. Akibat-akibat yang bermanfaat maupun yang tidak dari adanya proyek seperti manfaat dan pengorbanaan ekonomis dan sosial.
g. Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek, beserta jadwal dari masing-masing kegiatan tersebut sampai proyek investasi siap berjalan.





2.1.4 Aspek-Aspek Studi Kelayakan
Aspek-aspek dalam studi kelayakan meliputi :
1) Aspek pasar dan pemasaran
a) Permintaan dan penawaran
b) Harga
c) Program pemasaran
d) Perkiraan penjualan yang dapat dicapai oleh perusahaan (market share)
2) Aspek teknis dan produksi
a) Mengenai pertanyaan system kinerja dari persiapan diadakannya produksi.
3) Aspek keuangan
a) Dana untuk investasi
b) Sumber-sumber pembelanjaan yang aka digunakan
c) Taksiran penghasilan, biaya, laba/rugi operasi
d) Manfaat dan biaya seperti : ROR On Investasi, NPV, IRR, PI, Payback Periode dan estiminasi resiko proyek.
e) Proyeksi keuangan, neraca sumber dan penggunaaan dana.
4) Aspek manajemen
a) Manajemen dalam masa pembangunan proyek
b) Manajemen dalam operasi
5) Aspek hukum
a) Bentuk badan usaha yang akan digunakan
b) Jaminan-jaminan
c) Alat, sertifikat, izin dll.
6) Aspek ekonomi dan sosial
a) Pengaruh proyek terhadap peningkatan penghasilan Negara
b) Pengaruh proyek terhadap devisa yang dihemat dan yang diperoleh
c) Penambahan kesempatan kerja
d) Pengaruh proyek terhadap industri lain
e) Ramainya lalu lintas, penerangan listrik dll
2.1.5 Pengertian Investasi
Investasi dalam arti luas menurut William F. Sharfe adalah mengorbankan dollar sekarang untuk dollar dimasa yang akan datang.
Menurut Gitman Investasi adalah komitmen untuk mengeluarkan dana sejumlah tertentu pada saat sekarang untuk memungkinkan perusahaan menerima manfaat di waktu yang akan datang, dua tahun atau lebih.(2000 : 332)
Usulan investasi yang didasarkan menurut kategori diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Investasi pergantian, adalah penggantian aktiva yang harus sudah diganti dengan yang lain.
2. Investasi dengan penambahan kapasitas.
3. Investasi penambahan jenis produk baru, yaitu investasi untuk menghasilkan produk baru tetapi tetap memproduksi yang lama.
4. Investasi lain-lain, yaitu investasi yang tidak termasuk dalam 3 golongan diatas.

2.1.6 Pengertian Capital Budgeting
Menurut Manahan P. Capital budgeting adalah keseluruhan proses dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut lebih/ kurang dari waktu satu tahun.(2005 : 148)
Capital budgeting mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan karena :
a) Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang.
b) Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan di waktu yang akan datang.
c) Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar.
d) Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat.


2.1.7 Pengertian Cash Flow
Ada berbagai cara penilaian usul investasi didasarkan pada aliran kas (Cash Flow) dan bukan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan keuntungan tambahan bagi perusahaan dan juga perusahaan harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Setiap usulan pengeluaran modal selalu mengandung dua macam aliran kas yaitu :
1. Aliran kas keluar netto (net outflow of cash) yaitu yang diperlukan untuk investasi baru.
2. Aliran kas masuknetto tahunan (net annual inflow of cash) yaitu sebagai hasil dari investasi baru tersebut, sering pula disebut “net cash procceds” atau “procceds”.
Ada pula yang membagi ke dalam tiga kelompok, yaitu :
a. Initial cash flow (aliran kas permulaan) yaitu pengeluaran-pengeluaran untuk investasi pada awal periode.
b. Operational cash flow (aliran kas operasional) yaitu aliran kas yang timbul selama proyek berjalan.
c. Terminal cash flow (aliran kas terminal) yaitu aliran yang akan diterima pada akhir proyek.

2.2 Kajian Penelitian Sejenis
Kajian penelitian sejenis berisikan mengenai kajian hasil dari penelitian yang sejenis atau memiliki kesamaan topik dan variable yang akan diteliti oleh penulis.
Tujuan dari kajian penelitian sejenis ini adalah untuk mendorong mahasiswa guna menghargai hasil pemikiran dan penelitian orang lain dan juga untuk menanamkan budaya ilmiah dengan selalu mereview hasil penelitian orang lain,sebelum mahasiswa melakukan penelitian sendiri.
1. Judul : Studi Kelayakan Proyek untuk pengembangan pada Wartel Manan
Nama : Hari Purnomo
Npm : 11200503
Jurusan/jenjang : manajemen/S1
Universitas Gunadarma 2005
Objek penelitian yaitu Wartel Manan yang berlokasi di Jl. Akses UI, Kelapa Dua yang ingin mengembangkan usahanya dengan memperhitungkan dari segi aspek keuangan menggunakan metode NPV, IRR, dengan Payback Period.
Dari penelitian yang dilakukan maka diperoleh :
o Waktu pengembalian modal investasi dengan mnggunakan metode Payback Period adalah 7 bulan 9 hari yang lebih cepat dari umur ekonomisnya yaitu 5 tahun sehingga usulan pengembangan usaha yang akan dilakukan dapat diterima.
o Dengan NPV bernilai positif (+) Rp 13.576.076 berarti layak untuk diperluas.Pengembalian investasi dalam waktu 7 bulan 9 hari dan IRR sebesar 47%, berarti usul investasi perluasan usaha pada wartel dapat diterima karena IRR nya lebih besar dari suku bunga yang ditetapkan yaitu 21%.
o Melihat kondisi perkembangan dari pasar potensial, lokasi, pesaing, promosi sarana dan masalah yang dihadapi wartel menan saat ini, maka pemilik wartel merencanakan memperluas usaha yaitu menambah KBU, Mesin fax, memakai fasilitas telfon sms.
o Dari investasi sebesar (+) Rp 53.830.000 dapat diharapkan bahwa wartel Manan akan berjalan dengan baik karena modal awal ini dapat dipastikan kembali dalam jangka waktu singkat.
o Dengan cashflow sebesar Rp 228.096.000 maka dapat dilihat bahwa cashflownya adalah Rp 81.605.420 berarti modal awal dengan pendapatan berimbang layak untuk memperluas usahanya
o Melihat manfaat dari proyek wartel, strategi pemilihan lokasi mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi pengembangan wartel selanjutnya.Karena saingan dari wartel sendiri yaitu telepon selular (HP)



2. Judul : Analisa Kelayakan Investasi pada Usaha Warnet “WetNet”.
Nama : Ayub Setiadi
NPM : 10200275
Jurusan/Jenjang : Manajemen /S1
Universitas Gunadarma 2002
Objek penelitian yang dilakukan adalah warnet “WetNet” berlokasi di Bogor. Data yang digunakan adalah dua tahun yang dimulai dari Mei 2000 s/d April 2002.
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh :
o Jangka waktu yang diperlukan untuk menutupi investasi (payback period) yang besarnya Rp.68.950.000 adalah selama 17 bulan atau sekitar 1 tahun 5 bulan.
o NPV-nya bernilai positif sebesar Rp.23.287.567,70
o IRR-nya sebesar 48,25 % lebih besar daripada tingkat bunga 30 % yang digunakan.
o PI-nya bernilai 1,33
o Tingkat penggunaan komputer rata-rata dalam per bulan 74,12 %
Kesimpulannya :
Usaha warnet “WetNet” yang telah dijalankan tersebut layak untuk dipertahankan dan selanjutnya diteruskan mengingat keuntungan yang akan diterima oleh pemilik usaha tersebut.

2.3 Alat Analisis
2.3.1 Metode Payback Period
Payback period adalah jumlah tahun yang dibutuhkan agar pengembalian-pengembalian yang diterima menyamai jumlah yang diinvestasikan.
Sedangkan menurut Arthur J. Keown “Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan procceds atau aktiva kas (net cash flows)”. Dengan demikian Payback period dari suatu investasi menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan akan dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh seluruhnya.

Payback period =

Jadi kriteria penilaian pada metode Payback period ini adalah :
o Jika Payback periodnya < waktu maksimum, maka usulan proyek tersebut dapat diterima.
o Jika Payback periodnya > waktu maksimum, maka usulan proyek tersebut ditolak.

2.3.2 Metode Net Present Value (NPV)
Metode NPV adalah metode yang memperhatikan “time value of money”, maka procceds yang digunakan dalam menghitung NPV adalah procceds atau “cash flow” yang didiskontokan atas dasar biaya modal (cash of capital) “rate of return” yang diinginkan.

NPV =

Keterangan :
At = cash flow pada period t
k = discount rate
I = PV dari outlay
n = perkiraan umur proyek

Kriteria penilaian NPV adalah :
a. Jika NPV > 0, maka investasi diterima.
b. Jika NPV < 0, maka investasi ditolak.

2.3.3 IRR (Internal Rate of Return)
Internal Rate of Return merupakan metode penilaian usul investasi yang menggunakan “discount cash flows”. IRR adalah tingkat bunga yang akan diterima (PV Future Procceds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV Capital Outlays). Pada dasarnya IRR harus dicari dengan cara “trial and error” dengan metode coba-coba.
Rumusan dari Internal Rate of Return dengan metode interpolasi adalah sebagai berikut :

IRR =

Keterangan :
rk = tingkat bunga kecil
rb = tingkat bunga besar
NPV = net present value
TPV = total present value
Metode ini diterapkan dengan prosedur :
1) Mencari nilai bersih dari investasi.
2) Apabila nilai sekarang bersih positif, maka tingkat hasil dinaikan sampai menunjukan nilai sekarang bersih negative. Atau sebaliknya apabila nilai sekarang negative, maka dicari tingkat hasil sampai nilai sekarang bersih posirtif.

Kriteria penilaian IRR adalah :
a. Jika IRR > dari suku bunga yang telah ditetapkan, maka investasi diterima.
b. Jika IRR < dari suku bunga yang telah ditetapkan, maka investasi ditolak.



2.3.4 Profitabilitas Indeks (PI)
Profitabilitas Indeks adalah menghitung antara nilai sekarang dari penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi.

PI =

Kriteria untuk Profitabilitas Indeks :
a. Jika PI > 1, maka investasi diterima.
b. Jika PI < 1, maka investasi ditolak.






























BAB III
METODE PENELITIAN


3.1 Metodologi Penelitian
3.1.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah wartel Rania yang beralamat di Jl. Raden Saleh II Jakarta Pusat.

3.1.2 Data / Variable yang digunakan
Data yang digunakan penulis dalam penulisan ilmiah ini adalah :
3. Data Primer
Penulis melakukan studi lapangan dan wawancara langsung kepada pemilik dan karyawan Wartel Rania.
4. Data Sekunder
Laporan aliran kas 2006.

3.1.3 Metode Pengumpulan Data
Untuk menyusun penulisan ilmiah ini penulis menggunakan dua macam teknik pengumpulan data, yaitu :
a) Studi Lapangan (Field Research)
Wawancara langsung dengan pemilik Wartel Rania yaitu saudari Uun dan karyawannya saudara Asep, didalam wartelnya pada kurun waktu bulan Agustus s/d Desember 2005
b) Studi Pustaka (Library Research)
Penulis membaca dan mempelajari buku-buku dan sumber-sumber bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah studi kelayakan.




3.1.4 Alat Analisis Yang Digunakan
1) Metode Payback Period
Payback period adalah jumlah tahun yang dibutuhkan agar pengembalian-pengembalian yang diterima menyamai jumlah yang diinvestasikan.
Sedangkan menurut Arthur J. Keown “Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan procceds atau aktiva kas (net cash flows)”. Dengan demikian Payback period dari suatu investasi menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan akan dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh seluruhnya.

Nilai Investasi
Payback period = ——————— x 1 tahun
Proceeds

Jadi kriteria penilaian pada metode Payback period ini adalah :
o Jika Payback periodnya < waktu maksimum, maka usulan proyek tersebut dapat diterima.
o Jika Payback periodnya > waktu maksimum, maka usulan proyek tersebut ditolak.

o Metode Net Present Value (NPV)
Metode NPV adalah metode yang memperhatikan “time value of money”, maka procceds yang digunakan dalam menghitung NPV adalah procceds atau “cash flow” yang didiskontokan atas dasar biaya modal (cash of capital) “rate of return” yang diinginkan.

n At
NPV = ∑ ———— - I
t=0 (1 + k)

Keterangan :
At = cash flow pada period t
k = discount rate
I = PV dari outlay
n = perkiraan umur proyek

Kriteria penilaian NPV adalah :
c. Jika NPV > 0, maka investasi diterima.
d. Jika NPV < 0, maka investasi ditolak.

a. IRR (Internal Rate of Return)
Internal Rate of Return merupakan metode penilaian usul investasi yang menggunakan “discount cash flows”. IRR adalah tingkat bunga yang akan diterima (PV Future Procceds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV Capital Outlays). Pada dasarnya IRR harus dicari dengan cara “trial and error” dengan metode coba-coba.
Rumusan dari Internal Rate of Return dengan metode interpolasi adalah sebagai berikut :

NPVrk
IRR = rk + ——————— x (rb – rk)
TPVrk - TPVrb

Keterangan :
rk = tingkat bunga kecil
rb = tingkat bunga besar
NPV = net present value
TPV = total present value



Metode ini diterapkan dengan prosedur :
3) Mencari nilai bersih dari investasi.
4) Apabila nilai sekarang bersih positif, maka tingkat hasil dinaikan sampai menunjukan nilai sekarang bersih negative. Atau sebaliknya apabila nilai sekarang negative, maka dicari tingkat hasil sampai nilai sekarang bersih posirtif.

Kriteria penilaian IRR adalah :
a. Jika IRR > dari suku bunga yang telah ditetapkan, maka investasi diterima.
b. Jika IRR < dari suku bunga yang telah ditetapkan, maka investasi ditolak.






























BAB IV
PEMBAHASAN


4.1 Data dan Profile Objek Penelitian
Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, masyarakat mulai tertarik dengan yang namanya telekomunikasi. Kesadaran masyarakat mengenai komunukasi dapat memicu orang untuk mendirikan usaha wartel atau sering disebut warung telekomunikasi. Wartel adalah alat untuk berkomunikasi jarak jauh untuk mendapatkan informasi yang mungkin sangat berguna.
Dalam hal ini penulis memilih tempat sebagai bahan penelitian yaitu uasa wartel Rania yang berada di Jl.Raden saleh II Jakarta Pusat 10330. Pemilik wartel ini adalah Umi Uun.
Wartel ini berdiri sejak tahun 2000, wartel ini mempunyai fasilitas yaitu 4 unit telepon, 1 printer, I komputer. Untuk menambah layanan dalam fasilitas komunikasi, wartel Rania berniat menambah 4 unit telepon.
Dalam menghadapi perekonomian ini dalam menjalankan usaha, pemilik ingin memperluas usahanya dengan menambah bangunan, menambah investasi yang dimiliki, dan menambah peralatan yang diperlukan untuk memperluas usaha.

4.1.1 Struktur Organisasi
Wartel Rania mempuyai struktur organisasi sebagai berikut :
1. Pemilik
Adalah pendiri, dan seseorang yang sangat berperan dalam kemajuan wartel Rania ini.
2. Operator
Adalah orang yang tugasnya melayani pelanggan yang sebaik-baiknya jika pelanggan ingin membayar.


Gambar 4.1
Struktur Organisasi Wartel Rania

Sumber : Wartel Rania 2006

4.1.2 Bentuk Organisasi
Bentuk organisasi di dalam wartel adalah organisasi lini, yaitu tidak adanya batasan antara atasan dan bawahan.
Organisasi lini atau garis adalah bentuk organisasi yang di dalamnya terdapat garis wewenang yang berhubungan langsung secara vertikal antara atasan dengan bawahan.
Ciri-ciri :
1) Jumlah karyawannya sedikit.
2) Selain menejer, menejer di bawahnya hanya pelaksana.
3) Sarana dan alatnya terbatas.
4) Hubungan antara atasan dan bawahan bersifat langsung.
5) Bentuk lini pada perusahaan perorangan, pemilik perusahaan adalah Top Manajer.



Sedangkan kebaikan dan keburukan adalah sebagai berikut
Kebaikannya :
1) Atasan dan bawahan di hubungkan dengan garis komando.
2) Rasa solidaritas dan spontanitas seluruh anggota organisasi besar.
3) Proses decision making berjalan cepat.
4) Disiplin dan loyaritas tinggi.
5) Rasa saling pengertian antar anggota tinggi.
Keburukannya :
1) Tendensi gaya kepemimpinan oktokratis.
2) Pengembangan kreativitas karyawan terhambat.
3) Tujuan Top Manajer sering tidak bisa di bedakan dengan tujuan organisasi.
4) Karyawan tergantung pada satu orang dalam organisasi.

4.2 Hasil Penelitian dan Analisis
Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, masyararat banyak menggunakan telepon sebagai alat komunikasi jarak jauh.
Meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai telepon dapat memacu orang untuk mendirikan usaha wartel, karena telepon merupakan alat komunikasi jarak jauh yang efisien dan efektif. Disini penulis ingin menjelaskan bagaimana perkembangan uasaha wartel Rania pada saat ini, dengan mempunyai fasilitas 4 KBU,AC, local, Interlokal, HP.
Wartel Rania merupakan wartel yang banyak pengunjungnya dari semua kalangan, karena tempatnya dekat dengan perumahan Raden Saleh terutama lingkungan kost – kostan. Setelah pemilik melihat keadaan tersebut, maka pemilik wartel merencanakan untuk memperluas usahanya dengan membuka cabang dari wartel Rania. Untuk menyesuaikan tujuan dan visi usaha wartel Rania, maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menunjang berdirinya serta berjalannya usaha wartel ini untuk itu perlu kita pelajari atau dimengerti fartor-faktor di bawah ini :

1) Pasar Potensial
Dilihat dari situasi tempat dimana perluasan atau pengembangan wartel Rania akan didirikan wartel ini mempunyai tempat dekat dengan kost-kostan, dan lingkungan masyarakat sekitarnya.
2) Lokasi
Wartel yang akan diperluas adalah wartel Rania yaitu di Jl.Raden Saleh II Jakarta Pusat.
3) Pesaing
Suatu usaha jasa seperti wartel ini merupakan usaha yang dapat dikatakan banyak dapat ditemui khususnya didaerah terminal,stasiun,mall-mall, karena usaha jasa dalam bidang ini sangat membantu masyarakat akan kebutuhan informasi dan komunikasi. Penulis melihat terdapat jenis usaha wartel lain yang berhadapan dengan wartel Rania. Oleh karena itu menyimpulkan bahwa persaingan yang akan terjadi tidak akan terlalu tinggi.
4) Sarana
Sarana yang akan dimiliki untuk wartel Rania yang akan diperluas adalah sebagai berikut :
• Luas bangunan 3 x 4 m
• 1 (buah) AC
• 4 kursi
• 4 KBU
• Pesawat telepon
• 1 lemari Es

4.3 Analisis Investasi
Berdasarkan informasi data yang telah dilakukan, disarankan agar rencana untuk memperluas usaha wartel ini, memerlukan beberapa peralatan yang menunjang pengembangan tersebut. Berikut ini adalah data investasi yang diperlukan untuk memeperluas Wartel Rania:

Tabel 4.1
INVESTASI WARTEL RANIA

NO Uraian Jml Barang Harga Unit Total (Rp) Dep/thn Nilai sisa
1 Izin - - 200.000 - 0
2 Papan nama& Spanduk - - 300.000 - 0
3 Pembuatan kamar KBU 4 500.000 2.000.000 500.000/3 500.000
4 Pesawat telepon 4 100.000 400.000 200.000/2 0
5 Kursi 4 30.000 120.000 40.000/3 0
6 Pearangkat Wartel 4 6.000.000 24.000.000 12.000.000/2 0
7 Meja kasir 1 600.000 600.000 300.000/2 0
8 Kursi kasir 1 50.000 50.000 25.000/2 0
9 Komputer 1 3.500.000 3.500.000 2.000.000/1 1.500.000
10 Printer 1 500.000 500.000 165.000/3 50000
11 Jam 1 45.000 45.000 - 0
12 Stabilizier 1 1.500.000 1.500.000 600.000/2 300000
TOTAL 33.215.000 15.830.000

Dengan investasi Rp. 33.215.000,- dapat diharapkan bahwa, wartel rania ini akan berjalan dengan baik, karena modal awal ini dapat dipastikan kembali dalam jangka waktu singkat.


Aliran Kas Bersih
Wartel buka dalam 1 hari 13 jam, pemakaian efektif 2,75 jam dari buka
LOKAL:
2,75 jam x 70 % = 1,9 jam
= 115 menit
= 1 menit = 1 pulsa
Pulsa wartel = Tarif Rp 275 / pulsa
= Total pulsa lokal = 115 pulsa
= Pendapatan lokal = 115 x Rp 275 = 31.625 (KBU)
Total pendapatan dari 4 KBU = 4 x Rp 31.625 = Rp 126.500

HP dan Interlokal :
2,75 jam x 30 % = 0.825 jam
= 50 menit
HP / menit = Rp 1000 x 50 menit = 50.000 (KBU)
4 KBU = 4 x Rp 50.000 = Rp 200.000
Jadi penghasilan seluruhnya dari 4 KBU :
1 hari = Rp 126.500 + Rp 200.000 = Rp 326.500
1 bulan = Rp 326.500 x 30 = Rp 9.795.000
1 tahun = Rp 9.795.000 x 12 = Rp 117.540.000




Biaya telepon :
Perbandingan pulsa telepon wartel dan telkom 1 : 2
Local 115 / 2 = 57 pulsa
Rp 275 x 57 = Rp 15.675
HP dan Interlokal
50 / 2 = 25 pulsa
Rp 1000 x 25 = Rp 25.000
Jadi, Rp 15.675 + Rp 25.000 = Rp 40.675
4 KBU = 4 x Rp 40.675 = Rp 162.700
Dari pendapatan telkom dan pengusaha dengan bagi hasil 80 % : 20 %. 80 % untuk telkom dan 20 % untuk pengusaha.
Jadi biaya telepon ke telkom = Rp 162.700 x 80 %
1 hari = Rp 130.160
1 bulan = Rp 130.160 x 30 = Rp 3.904.800
1 tahun = Rp 3.904.800 x 12 = Rp 46.857.600









ALIRAN KAS MASUK DAN KAS KELUAR :
Taksiran pendapatan ( cash flow ) Rp 117.540.000
Taksira biaya operasi :
Bi. HP dan lokal ke telkom Rp 46.857.600
Bi. Gaji 2 karyawan
@ Rp 400.000 = Rp 800.000 x 12 Rp 9.600.000
Bi. Sewa Tempat Rp 10.000.000
Bi. Listrik Rp 375.000 x 12 Rp 4.500.000
Bi. Maintenance Rp 300.000 x 12 Rp 3.600.000 +
Total Rp 74.557.600
Depresiasi Rp 15.830.000 -
Total Rp 58.727.600
EBIT Rp 58.812.400
PTKP (K/2) Rp 15.600.000
EAT Rp 43.212.400

Taksiran Penghasilan (total cash flow) Rp 43.212.400

Tingkat Kelayakan Usaha
Untuk mengetahui apakah dengan modal Rp 33.215.000 . Investasi dapat mengalami keuntungan atau kerugian ataupun usaha ini dapat diperluas. Untuk dapat mengetahuinya yaitu dengan cara NPV, PP, IRR, PI.



4.3.1 Payback Period
PP =
PP =
PP = 9,22 ( 9 bulan 6 hari )
Dalam waktu 9 bulan 6 hari wartel ini dapat mengembalikan investasinya, maka usaha ini layak untuk tetap dilaksanakaan dan diperluas.

4.3.2 Net Present Value (NPV)
Untuk mencari NPV, penulis menggunakan tingkat suku bunga sebesar 12 %. Maka perhitungannya sebagai berikut :
PV Procceds = 0,8928 x Rp 43.212.400 = Rp 38.580.030
PV Outlay = Rp 33.215.000 -
NPV Rp 5.365.030
Karena NPV diketahui hasilnya positif, maka usaha ini layak untuk diperluas.

4.3.3 Internal Rate of Return (IRR)

Jumlah investasi = Rp 33.215.000
Jumlah Procceds = Rp 43.212.400



Untuk menghitung IRR, penulis mencoba dengan tingkat suku bunga sebesar 31 % untuk PV dari Proceeds. Dengan menggunakan bantuan dari :
PV Proceeds = 0,7633 x Rp 43.212.400 = Rp 32.984.024
PV outlay = Rp 33.215.000 -
NPV2 = Rp - 230.976
31 % - 12 %
R = 12 % - Rp 5.365.030
Rp – 230.976 – Rp 5.365.030

= 12 % - Rp 5.365.030 (19)
Rp – 5.596.006
= 15 % - Rp 101.935.570
Rp – 5.596.006
= 12 % + 18,21 %
= 30,21 %

Dari hasil perhitungan IRR sebesar 30,21 %, berarti usulan investasi perluasan usaha atas wartel Rania dapat diterima karena IRRnya lebih besar dari bunga yang ditetapkan yaitu 12 %.






4.3.4 Profitabilitas Indeks
PI =
=
= 1,3
Jadi investasi layak dan dapat diterima karena nilai Profitability Indeks lebih besar dari 1 (satu).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar